Di Negara kita mungkin belum begitu populer di banding
dengan Negara- -negara maju seperti jepang , cina dan berbagai Negara lain yaitu
sistem pertanian dengan menggunakan teknik Green House. Pada pola ini sistem
bertani kita di dalam ruangan mulai dari suhu kelembapan yang di butuhkan oleh
tanaman bisa di atur sedemikian hingga, sehingga tanaman bisa di tanam dengan
kondisi cuaca kapan saja tanpa takut musim hujan yang berlebih atau kemarau.
Pola ini memang semakin hari semakin banyak yang memakai dan
di tepakan di Indonesia, dari segi keuntungan memang dalam hal ini proses
penggunaan Green House petani akan lebih nyaman karena tidak was-was akan
terjadinya hujan berlebih yang terkadang tanaman akan mati ketika kebanyakan
air, dan ketika musim kemarau tiba juga tidak akan takut karena kita bisa
menyesuikan suhu kelembapan di ruangan tersebut.
Selain itu juga bila di jaga dengan baik tanaman akan lebih
tahan terhadap hama tanaman karena proses penanamanya di lakukan di dalam
ruangan, dalam sistem ini penggunaan pestisida tidak di lakukan yang di
anjurkan hanya menggunakan bahan-bahan organic, sebagaian besar potensi pendapatan dari
hasil pertanian Green House lebih besar karena hasil pertanian ini tergolong
sebagian pertanian organic yaitu tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam
proses pembudidayaannya.
Namun kelemahan dalam sistem ini untuk petani kita mungkin
masih banyak terkendala dengan biaya awal untuk membuatkan Green House
tersebut, karena tentu butuh uang yang banyak untuk membuat Green House apalagi
bila di buat dengan ukuran lebih lebar.
Berbagai sayuran dan tanaman lain bisa di tanam dan di
kelola dengan sistem pertanian Green House misalnya saja tomat, cabe, terong,
sawi, bayam, labu dan berbagai jenis tanaman lain. Pada tingkat pertanian yang
lebih modern seperti di jepang yang sudah menggunakan sistem ini lebih dulu pengolahan
nya tentu lebih modern bahkan semua sistem bisa di kerjakan secara otomatis,
seperti proses penyiraman, pemberian pupuk, sterelisasi dan proses pengaturan
suhu bisa di lakukan dengan sistem otomatis, manusia hanya melakukan pengecekan
saja untuk mengetahui berbagai kondisi tanaman tersebut.
Bila sistem pertanian Green House di terapkan di Indonesia
dengan skala besar maupun kecil sebenarnya justru ini lebih menguntug kan bagi
petani namun untuk melakukan sistem ini perlu adanya pelatihan khusus agar
petani akan lebih mengerti dan memahami berbagai kendala dan masalah yang di
hadapi ketika melakukan pertanian dengan menggunakan green house dan juga yang
perlu di perhatikan sebaiknya modal awal perlu di batu untuk petani, karena sebagian
besar petani kita masih kesulitan dengan keuangan sehingga mereka lebih memilih
pertanian alakadarnya yang hanya menggunakan modal kecil namun tingkat resiko
kegagalan terkadang lebih besar.
Untuk pertanian yang lebih maju memang harus berubah dan
mengikuti metode baru yang lebih baik agar petani bisa sejahtera dan pola ini juga harus di dukungan
antara pemerintah dan petani itu sendiri agar bisa sejalan.