Penyakit pada tanaman cabe
adalah moomol yang harus di tanggung oleh petani cabe, bila tidak tau
penanganannya tidak jarang para petani mengalami gagal panen akibatnya
mengalami kerugian yang cukup besar, oleh sebeb itu bagi para pemula yang akan
terjun bertani cabe agar terlebih dahulu mengetahui cara menagani penyakit pada
cabe dan jenis –jenis penyakit yang di alami pada tanaman cabe.
Berikut adalah ulasan
berbagai macam penyakit pada tanaman cabe dan cara penaggulangannya.
-
Penyakit
cabe busuk buah
Untuk penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan
cendawan, gunakan fungisida seperti Antracol. Dosis dan aplikasi masing-masing
obat tersebut dapat dilihat pada labelnya.
Adapun
jenis-jenis penyakit yang banyak menyerang cabai antara lain antraks atau patek
yang disebabkan oleh cendawan Colletotricum capsici dan Colletotricum
piperatum, bercak daun (Cercospora capsici) , dan yang cukup berbahaya ialah
keriting daun (TMV, CMVm, dan virus lainnya).
Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak – bercak pada
buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok.
-
Penyakit
cabe keriting daun
Gejala serangan keriting daun adalah:
• bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar
• Pinggir bercak berwama lebih tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini sering robek atau berlubang.
• Daun berubah kekuningan lalu gugur.
• Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar.
• bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar
• Pinggir bercak berwama lebih tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini sering robek atau berlubang.
• Daun berubah kekuningan lalu gugur.
• Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar.
-
Cara
mengatasi kriting pada cabe
Selain
penyakit keriting daun, penyakit lainnya dapat dicegah dengan penyemprotan
fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, Difolatan. Konsentrasi yang
digunakan cukup 0,2-0,3%. Bila tanaman diserang penyakit keriting daun maka
tanaman dicabut dan dibakar. Pengendalian keriting daun secara kimia masih
sangat sulit.
Baca juga :
Mengatasi buah dan bunga cabe yang rontok
- Penyakit Layu Cabe
Penyakit
layu cabe disebabkan oleh bakteri layu. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat
melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air),
serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat
pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi
mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari
kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal
batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam
gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan
keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna
coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada
tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian
menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta
rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua
tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase
berbunga maupun berbuah.
- Cara mengatasi
penyakit layu cabe
- Perlakuan benih atau bibit
sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5
gr/lt selama 5-15 menit.
Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.
Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.
Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.
Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae
- Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)
Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.
Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.
Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.
Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae
- Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)
Layu Fusarium disebabkan
oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada
tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati
adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian
diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut
seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit
dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan
penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang
tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih).
Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan
secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat
suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu menandakan adanya
serangan Fusarium.
-
Cara mengatasi
penyakit layu Fusarium
Perlakuan benih atau bibit
dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun
Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.
Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.
Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.
Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.
Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.
Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.
Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.
Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.
Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.
-
Bercak Daun
dan Buah pada tanaman Cabe
Bercak daun dan buah cabai
sering disebut penyakit Antraknose atau “patek”. Penyakit ini menjadi masalah
utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et.
Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah
muda dan menyebabkan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya
bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning.
Di bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya
berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai
membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak
coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian
tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium
cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah cabai mengkerut dan mengering
menyerupai “mummi” dengan warna buah seperti jerami.
-
Cara mengatasi
penyakit Cabe Bercak Daun dan Buah cabe
Perlakuan
benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau
Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan
(Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.
Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.
Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).
Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.
Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.
Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.
Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).
Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.
Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.
-
Bercak Daun Cabe Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan
Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak
bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah
+ 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya
berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun
menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya
daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan
kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara
berselang-seling.
- Bercak Alternaria
Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.
- Bercak Alternaria
Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.
- Penyakit Busuk Daun dan Buah cabe
Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai.
Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya,
kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang
oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman.
Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan,
kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari
kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan
cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70
cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot
fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.
- Virus Pada tanaman cabe
Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung
ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco
Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan
juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).
Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.
Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.
-Pengendalian penyakit virus pada tanaman cabe
a. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan
Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif.
b. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.
c. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.
b. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.
c. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.
-
Pengamatan Hama
& Penyakit Tanaman cabe
a. Penyakit pada
tanaman cabai
· Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena
batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara
pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur
kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram
GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
b. Hama pada tanaman cabai
· Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian
bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip
- Penyakit Fisiologis Pada tanaman
cabe
Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan,
tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit
fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan
unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar
matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca
akan menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian
menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi
rusak sampai ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah
warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah
rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat
dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan
berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika
sedang produktif berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat
disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore
Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila
mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam
buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi
keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk
basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah).
Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan
sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi
naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya
matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air;
sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman
paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan
hasil (bobot) buah total.
kembali ke atas
kembali ke atas
- Panen dan Pasca Panen Cabe
Panen cabai yang ditanam didataran rendah lebih cepat dipanen
dibandingkan dengan cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah
sudah dapat dilakukan pada umur 70 – 75 hari.
Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin.
Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, hingga 600 kg per hektar.
Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi.
Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan.
Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau).
Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/ tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.
Penentuan umur panen
Umur panen cabe biasanya 70-90 hari tergantung varietasnya, yang ditandai dengan 60% cabe sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka cabe dipanen bila buah sudah menjadi merah semua.
Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin.
Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, hingga 600 kg per hektar.
Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi.
Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan.
Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau).
Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/ tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.
Penentuan umur panen
Umur panen cabe biasanya 70-90 hari tergantung varietasnya, yang ditandai dengan 60% cabe sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka cabe dipanen bila buah sudah menjadi merah semua.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK
Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang
berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah
membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi
atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan
Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki
dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua
berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai
permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.
Keuntungan bertani sistem MPHP
antara lain :
1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum
tanam.
2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.
3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.
4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.
6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
8. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
10. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).
2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.
3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.
4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.
6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
8. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
10. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).
Berikut ulasan macam-macam penyakit padan cabe dan cara penagulangannya semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi petani cabe yang akan memulai ataupun yang sudah terjun lansung.