F-1
singkatan dari Filial – 1 atau turunan ke-1. Benih F-1, artinya benih turunan
pertama dari hasil persilangan (hibridisasi) antara dua jenis unggul yang
terpilih dan telah diuji keunggulannya. Benih F-1 sering disebut pula dengan
benih-hibrida. Benih F-1 biasanya memiliki keunggulan dalam hal mutu dan hasil
produksi persatuan luas tanaman (produktifitas). Karena itu maka biasanya
tanaman dari benih F-1 memiliki daya serap (respon) lebih tinggi terhadap zat
makanan yang diberikan, sehingga pemberian pupuknya harus lebih tinggi
dibanding dengan tanaman dari benih non-hibrida.
Hasil
produksi dari tanaman benih hibrida tidak dapat dijadikan benih, atau tidak
dapat diturunkan sebagai benih, karena akan mengalami pemisahan sifat baik dan
dapat berganti dengan munculnya sifat kurang baik, sehingga tanaman tidak
seragam dan produksinya rendah.
Cara
membuat benih tanaman cabe (hibrida) dilakukan oleh para ahli perbenihan
dikebun khusus atau kebun laboratorium yang terpisah dari kebun biasa. Satu hal
yang harus ada dalam produksi benih hibrida adalah, adanya tanaman jantan mandul
sebagai penerima tepung sari (pollen) yang dikehendaki. Tanaman jantan mandul
ini dihasilkan oleh perusahaan dengan teknologi tinggi sehingga harganya mahal.
Dari itu usaha memproduksi benih hibrida diperlukan modal yang besar dengan
teknologi tinggi.
Selain
benih hibrida, sebenarnya ada benih non hibrida yang keturunannya dapat
dijadikan benih, misalnya cabe kriting varietas Tampar-malam.
Jadi
kalau Mas Mahmud mau membuat benih sendiri dari hasil panen cabe kriting milik
sendiri, kalau cabe kriting anda cabe kriting hibrida, turunannya juga akan
tumbuh dan berbuah. Namun pertumbuhannya tidak seragam – ada yang tinggi ada
yang rendah, kadang-kadang ada tanaman yang ”mandul” tak berbuah dan
penyimpangan lainnya, sehingga produksinya rendah. Tetapi kalau yang Anda tanam
cabe non hibrida, lalu Anda memilih beberapa buah yang baik untuk benih,
turunannya akan tetap berbuah baik.
Untuk
kadar clor(Cl) pada tanaman cabe. Pada dasarnya semua tanaman membutuhkan unsur
Cl, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit (mikro), termasuk pada tanaman
cabe. Karena dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kalau berlebihan unsur Cl,
tanaman akan mengalami ”keracunan”. Bentuk keracunannya antara lain dalam
bentuk serapan air yang berlebihan, sehingga tanaman mudah terserang penyakit jamur.
Sampai saat ini belum ada tanaman cabe yang ”tahan kelebihan unsur Cl” tersebut.
Kalau
Anda membuat benih cabe sendiri, terutama dari cabe non hibrida, Anda dapat
menyimpannya bila akan dibutuhkan dalam waktu yang agak lama. Cara penyimpanan
benih terbaik dalah pada ”wadah alami ciptaan Allah” yaitu dibuah cabenya yang
dikeringkan hingga kadar airnya dibawah 10%. Kemudian kadar air dibawah 10% itu
harus dapat dipertahankan stabil, sehingga perlu tempat penyimpanan yang baik,
misalnya, dimasukkan dalam botol kaca gelap, didalamnya dimasukkan pula
penyerap uap air (silica gell atau abu dapur kering) lalu ditutup rapat-rapat
dengan lilin. Simpanan dengan kadar air rendah stabil itu, sebaiknya juga
ditempatkan pada ruang bersuhu rendah, lebih rendah dari suhu ruangan pada
umumnya. Semakin rendah semakin baik, kalau bisa dibawah nol derajat Celsius.
Namun itu ada batas waktunya. Kalau disimpan terbuka, daya tumbuh benih cabe
akan mulai menurun drastis setelah 3 – 4 bulan, kalau disimpan dengan cara
tersebut diatas daya tumbuh dapat bertahan dengan baik hingga 1 - 2 tahun.
Sumber
: http://paskomnas.com/id/tanya-jawab/Komoditas-Tanaman-cabeBudidaya-tanamanrdquoTolong-jelaskan-benih-F1-Bagaimana-cara-membu.php