Kenaikan Harga Beras Tak Di Imbangi Dengan Harga Padi Yang Terus Merosot Dari Petani

Baru- baru ini harga beras memang semakin hari kian naik sehingga banyak keluhan dari sejumlah masyarakat soal kenaikan harga beras tersebut, kita tahu bahwa beras adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa di gantikan hampir 90 persen kebutuhan pokok masyarakat kita menggunakan beras.

Ketika harga beras semakin naik tentu itu sangat memberatkan sekali, apalagi di imbangi dengan naiknya harga kebutuhan lain tentu tambah susah, di sejumlah daerah seperti kepulauan jawa, Sumatra harga beras di pasaran sekitar 9000 sampai 15.000 untuk beras kualitas standar sedangkan untuk kelas yang lebih tinggi tentu harganya lebih mahal juga.

Namun apakah kita tahu bahwa kenaikan harga beras yang semakin tinggi ini apakah dari petani juga yang menyebabkan harga beras semakin naik, dari informasi yang kami dapat dari sejumlah darah seperti pulau jawa, sumatra, bali dan semjumlah daerah lainnya ternyata tidak demikian mahalnya.

Seperti di darah palembang harga padi dari petani ternyata hanya 4400 sedangkan di jogja hanya 4000, jember 4100, blora 4000, malang 4000, demak 4200, karang anyer 3800, purwodai 4700, sul sel 5500.

Dari sejumlah data tersebut tentu kita tahu ternyata naiknya harga beras bukan membuat petani tambah makmur malah petani makin terpuruk apalagi di tambah musim hujan yang kian memburuk banyak petani yang harus merelakan sawahnya terendam banjir.

Dan akhirnya petani kian terpuruk saja, sejumlah petani banyak yang mengeluh dengan hal ini beras mahal namun padi yang di jual tidak sebanding dengan harganya, mungkin bila harga padi yang di jual lebih mahal tidak masalah namun faktanya justru sebaliknya harga beras mahal tetapi harga padi malah turun.

Harapan petani tentu sangatlah mudah ketika panen padi tiba harga padi bisa stabil agar modal awal yang di keluarkan bisa seimbang namun bila yang ada malah sebaliknya tentu akan membuat para petani kita semakin terpuruk.