Kadang Kala kita sebagai petani merasa minder dan tidak
PD mengakui identitas diri kita, identitas yang telah melekat dan mampu
melahirkan makanan atau pangan untuk orang lain. Bertemu dengan orang – orang
yang berprofesi dikantoran punya jabatan dan berpangkat, kita sebagai petani
merasa rendah dan malu bergaul dengan mereka.
Tentu hal itu adalah hal yang keliru dan tidak boleh
diteruskan, sebab kehidupan Manusia tidak akan berlanjut tanpa adanya petani,
tanpa adanya sebuah proses budidaya pertanian.
Faktanya adalah Kami petani masih bisa hidup tanpa
profesi lainnya, kita mengambil perumpamaan dan kembali ke zaman dahulu, bahwa
nenek moyang kita pernah hidup tanpa menjadi orang kantoran atau PNS, tetapi
tanpa petani mereka juga harus berpindah – pindah tempat tinggal untuk berburu
demi bertahan hidup.
Nenek moyang kita akhirnya memulai hidup dengan menetap
dan bercocok tanam, hingga akhirnya hari ini kita telah mewarisi system –
system pertanian tersebut untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan
Manusia dipermukaan bumi ini.
Petani harus bangga dengan identitas dirinya, Petani harus bangga dengan profesi yang melekat dalam dirinya, Petani adalah pahlawan pangan
Indonesia sebagai bangsa dengan potensi sector pertanian,
Indonesia sebagai Negara Agraris, sudah selayaknya mampu keluar sebagai
penghasil pangan Terbesar Dunia mampu menjadi Raksasa Pangan Dunia, hal ini
dapat terwujud jika rasa bangga menjadi petani melekat dalam diri petani,
dimana profesi Petani adalah profesi paling utama dan urgen dalam kehidupan
manusia.
Sang Proklamator, Ir, Sukarno Pernah mengatakan bahwa
berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia, sama halnya era
modern saat ini, tantangan menjadi petani begitu beratnya, cita – cita anak
muda tidak banyak yang mempunyai cita – cita berprofesi sebagai petani.
Baca Juga
Suara Sang Proklamator, adalah semangat yang harus
tertanam dalam diri kita, Sepuluh Pemuda Tani akan mampu mengguncangkan Dunia
Pertanian. Memajukan dan menciptakan
inovasi baru yang lebih modern buat pertanian dan mampu bersaing secara global.
Jangan Malu Jadi Petani, Karena Makanan Hasil Dari Proses
Pertanian, kata – kata itu tidak bisa kita pungkiri, semua manusia tentu setuju
dengan kalimat tersebut, karena seseorang yang bukan petani saja tentu masih
merasakan akan nikmat dan pentingnya makanan untuk dirinya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil pertanian adalah kebutuhan hidup manusia.
Olehnya itu petani juga membutuhkan
Transformasi. Agar tetap relevan dengan zaman. Agar tetap bisa terus berlari di
depan para pesaing yang lebih gesit dan lebih lapar kesuksesan. Agar
perubahan-perubahan di era yang ‘semuanya bergerak sangat cepat’ ini tak
menggilas habis namun mengukuhkan eksistensi.
Pertanian
juga harus mampu berlari kencang atas pesaing profesi – profesi lainnya, sehingga
image pertanian dapat berubah. Petani juga dituntut untuk menjadi seorang
petani yang berpikir Kreatif Dan Inovatif. Mengapa? Maju mundurnya usaha pada
sector pertanian akan ditentukan oleh kreativitas seorang petani karena
perubahan akan terur berlanjut.
Kreativitas
petani diperlukan untuk mengubah cara pengelolaan dan menghasilkan produk
pertanian, seperti petani tidak hanya mengetahui cara bercocok tanam tetapi
petani memahami dan mampu memasarkan hasil pertanian secara mandiri tidak
bergantung kepada pengepul.
Petani
harus mampu meneysuaikan diri sesuai dengan perkembangan pasar, baik mengemas
hasil pertanian atau menjadikannya makanan olahan, seperti kripik ubi, kripik
pisang, kripik kentang dll.
Permintaan
pasar harus mampu dibaca oleh petani, seperti pasar lebih tertarik dengan hasil
pertanian dengan system organic, karena kesadaran konsumen mengkonsumsi makanan
– makanan yang sehat dan penuh gizi untuk kesehatan konsumen.
Petani
tidak boleh jalan ditempat, bercocok tanam tanpa memahami target pasar, sebab
jika hasil pertanian secara kuantitas memadai namun secara kualitas rendah
otomatis pasar akan terbatas.
Hal
yang di maksud adalah jika petani bertahan dengan system lama yakni bertani
secara anorganik (kimia), maka target pasar bersifat terbatas, karena hanya
diterima pada pasar – pasar tradisional, sehingga hasil produksi tidak bisa
ditampung secara keseluruhan oleh pasar.
Antara
permintaan dan produksi tidak seimbang,
yang akan mengakibatkan petani mengalami kerugian karena mau tidak mau harga
akan turun. Akiabatnya biaya produksi pertanian tidak seimbang dengan penjualan
hasil pertanian.
Petani
harus mampu membaca permintaan pasar dan pasar membutuhkan solusi dan manfaat.
Untuk itu, seorang petani dan seorang Agribisnis harus inovatif, artinya
menciptakan produk yang mampu diterima oleh masyarakat (pasar). Inovasi tidak
selalu harus yang wah, tetapi sejauh mana produk tersebut mampu diterima dan
mampu bermanfaat,
Hal
inilah yang membuat kita khususnya generasi muda harus mau terlibat dan ikut
serta dalam mengembangkan kemajuan – kemajuan pada sector pertanian, sebab
sector ini juga mampu menyerap tenaga kerja. Melalui sector pertanian kita
tidak menjadi bagian dari kategori menganggur.
Sector
pertanian sangat besar akan potensinya karena rata – rata desa – desa yang ada
di Indonesia mempunyai potensi pada sector SDA salah satunya sector pertanian.
Pertanian
di era modern bukan lagi hal yang kuno, tidak menarik dan kotor, tetapi
pertanian di era modern menjadi kebutuhan, dan pemerintah terus berupaya agar
sector pertanian diminati, ditekuni dan dikembangkan itu terlihat dari adanya
kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pertanian salah satunya pertanian
juga sudah mempunyai kompetisi pencarian DUTA PETANI MUDA. Jejaring Pengusaha
Pada Sektor Pertanian atau Menjadi Agribisnis, Komunitas Berkebun, Petani Muda
Orang dan masih banyak Lainnya.
Acuan
tersebut menjadi pijakan buat Sarjana untuk ‘’PULANG KAMPUNG’’, menggali
potensi desanya dan berkomitmen bahwa ‘’SARJANA TIDAK MESTI JADI PNS JADI
PETANI JUGA MENJANJIKAN’’